Lamongan , 14 Februari 2025 — Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Maskumambang Gresik kembali menggelar kegiatan edukatif yang menggugah semangat intelektual mahasiswa dan generasi muda, sebagai wujud program pengabdian masyarakat. Kali ini, melalui Seminar Kepemudaan dengan tema “Analisis Perubahan Perilaku dan Interaksi Sosial pada Generasi Muda”, kampus STIT Maskumambang Gresik menghadirkan pemateri inspiratif yang juga merupakan dosen internal, Ust. Naf’an Abu Mansur, M.Pd., seorang akademisi sekaligus aktivis organisasi yang telah malang melintang dalam berbagai kegiatan kepemudaan dan keislaman.
Seminar yang dilaksanakan di Aula Balai Desa Sidokelar, ini dihadiri oleh puluhan pemuda desa, mahasiswa, dan tamu undangan dari berbagai kalangan. Acara ini bertujuan untuk memberikan wawasan kritis terhadap dinamika perilaku generasi muda saat ini, khususnya dalam konteks perubahan sosial akibat perkembangan teknologi dan media digital.
Media Sosial dan Perubahan Perilaku
Dalam pemaparannya, Ust. Naf’an Abu Mansur, M.Pd. menyoroti bagaimana media sosial telah menjadi salah satu faktor dominan dalam mempengaruhi pola pikir, sikap, dan interaksi generasi muda. Ia menjelaskan bahwa transformasi dari interaksi tatap muka menjadi interaksi daring (online) bukan hanya mengubah cara berkomunikasi, tetapi juga berdampak langsung pada nilai-nilai sosial, termasuk cara generasi muda memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
“Hari ini kita menyaksikan bagaimana media sosial menjadi ruang baru bagi anak muda dalam mengekspresikan diri, mencari informasi, bahkan membangun relasi. Namun, sayangnya, tidak semua mampu menyaring informasi dengan baik, sehingga berpotensi menimbulkan pergeseran nilai dan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Islam,” ujar beliau dalam presentasinya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa perubahan ini adalah keniscayaan yang harus direspons dengan bijak. Peran pendidik, orang tua, dan lembaga keagamaan sangat penting untuk membimbing generasi muda agar tetap teguh dalam menjalani kehidupan sosial berbasis nilai-nilai keislaman meskipun berada di tengah arus digital yang deras.
Tantangan dan Solusi bagi Generasi Muslim Milenial
Ust. Naf’an juga mengajak para peserta seminar untuk melakukan refleksi atas berbagai perubahan sosial yang tengah berlangsung. Ia menggarisbawahi bahwa tantangan terbesar generasi muda bukanlah pada kecanggihan teknologi, tetapi pada krisis identitas dan hilangnya arah dalam bermedia.
“Jangan sampai generasi muda kita menjadi asing di tengah kampung sendiri. Akhlak dan adab adalah pondasi utama dalam berinteraksi, baik secara langsung maupun daring. Itulah yang harus terus kita tanamkan,” tegas beliau.
Sebagai solusi, beliau menawarkan pendekatan edukatif berbasis spiritual dan sosial, dengan memanfaatkan media digital sebagai sarana dakwah, pembelajaran, dan pengembangan diri yang positif.
Gambar : Suasana Seminar Kepemudaan Bersama Pemuda Desa
Antusiasme Peserta
Kegiatan seminar ini mendapatkan sambutan hangat dari mahasiswa. Salah satu peserta, Izhar, mahasiswa Prodi PAI semester VI, menyampaikan apresiasi terhadap materi yang disampaikan.
“Sangat relevan dengan kehidupan kami sebagai generasi muda. Seminar ini membuka wawasan kami bahwa teknologi harus dijadikan alat, bukan tuan. Kami jadi lebih sadar pentingnya menjaga nilai Islam dalam bermedia,” ujarnya.
STIT Maskumambang Gresik: Komitmen Membangun Generasi Emas
STIT Maskumambang Gresik terus berkomitmen mencetak generasi muda Islam yang unggul, berakhlak mulia, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Seminar kepemudaan ini menjadi salah satu upaya nyata dalam menjawab kebutuhan zaman sekaligus memperkuat jati diri generasi muda di tengah tantangan digitalisasi.
Dengan menghadirkan narasumber berkualitas dan isu-isu yang relevan, STIT Maskumambang membuktikan eksistensinya sebagai kampus Islam yang responsif terhadap perubahan dan siap berkontribusi dalam membangun peradaban.
HUMAS STIT