Sejarah

Sejarah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Maskumambang Gresik

Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah Allah Subhanahu Wata’ala,  berdirnya lembaga pendidikan tinggi dilingkungan Yayasan Kebangkitan Ummat Islam (YKUI) Pondok Pesantren Maskumambang Gresik merupakan bagian dari keinginan yayasan guna mendukung cita-cita luhur dan suci untuk  ikut berkontribusi dan berperan serta dalam proses mencerdaskan bangsa Indonesia. Selanjutnya atas kesadaran dan prakarsa para alumni dan tokoh-tokoh masyarakat, maka pada tahun 1985 didirikanlah Unversitas Maskumambang (UNMAS) kemudian menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Maskumambang (STITMAS) yang kemudian disetujui oleh Ketua Dewan Pengurus YKUI Bapak KH. Nadjih Ahjad dengan diterbitkannya surat keputusan YayasanKebangikiatan Ummat Islam (YKUI) Nomor: 002/YKUI/VIII/1986.

Pembukaan UNMAS/STITMAS secara resmi ditandai dengan kuliah perdana yang dihadiri oleh ketua Kopertais wilayah IV Surabaya (pada waktu itu diwakili oleh Bapak Drs. S.Bukhori, SH), Bapak K.H. Misbach (ketua MUI Jawa Timur) atas nama Dewan Penyantun STITMAS, Bupati Kepala daerah Tingkat II Gresik serta para tokoh masyrakat pada tanggal 15 September 1986. Selanjutnya tanggal 15 September 1986 ini ditetapkan sebagai hari jadi STIT Maskumambang Gresik. Pada tahun 1990 STIT Maskumambang memperoleh status terdaftar dengan SK. Menteri Agama RI No. 81 tahun1990 . Pada tahun 1994 STIT Maskumambang Gresik membuka satu jurusan lagi yaitu jurusans Pendidikan Bahasa Arab yang terdaftar dengan SK Menteri Agama RI No. 260 tahun 1995. STIT Maskumambang saat ini telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

Kehadiran Perguruan Tinggi, termasuk STIT Maskumambang Gresik, di tengah masyarakat pada dasarnya merupakan respon serta atas kebutuhan masyarakat itu sendiri, agar mendapatkan pendidikan sesuai jenjang dan tingkat kemajuan yang diharapkan. STIT Maskumambang sebagai bagian dari Pesantren, disamping berfungsi sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi yang bertugas menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta Dakwah Islamiah, juga diharapkan mampu melahirkan cendikiawan muslim /muslimah yang mampu menjadi pemimpin bangsa serta sesuai dengan Visi Pondok Pesantren Maskumambang“Beraqidah Shahihah, Bermalal Sholeh, Berilmu Masfaat dan Berakhlak Karimah”.

Oleh karena peran yang demikian besar, maka tanggungjawab dan beban yang dipikul STIT Maskumambangpun tidaklah ringan. Sejalan dengan terjadinya perubahan sosial yang berlangsung, maka untuk memenuhi perannya di tengah-tengah masyarakat, STIT Maskumambang, dihadapkan pada sejumlah tuntutan yang harus dijawab, misalnya bagaimana pesantren mengembangkan konsep pendidikannya sesuai dengan perkembangan ilmu dan tehnologi, serta bagaimana mengembangkan fungsi sosialnya dalam mengatasi problem kemasyarakatan, seperti longgarnya nilai-nilai moralitas, pengangguran dan masalahmasalah lain yang mendesak.

Perubahan mendasar yang telah terjadi dalam struktur sosio-kultural, sebagai akibat lahirnya modernisasi, menuntut STIT Maskumambang untuk melakukan  usaha kontektualisasi, rekonstruksi dan redefinisi pemahaman terhadap Visi dan misinya, supaya dapat mengembangkan dirinya, baik secara kelembagaan maupun program-program sesuai dengan tuntutan, tantangan dan kebutuhan masyarakat, namun tetap tidak kehilangan karakteristik dan identitas yang menjadi ciri khasnya sebagai Lembaga pendidikan di lingkungan pesantren.

STIT Maskumambangyang bercita-cita menjadi lembaga pendidikan tinggi yang unggul, terus menerus melakukan pengembangan dan perubahan kearah kemajuan dan kemaslahatan sesuai dengan tuntutan masyarakat yang terus berubah. Oleh karena itu lembaga ini bertekad membangun dan mengembangkan kemampuan dirinya agar lebih dinamis, inovatif dan responsif terhadap setiap tuntutan kemaslahatan. STIT Maskumambang dijiwai semangat kebersamaan dalam melibatkan berbagai pihak untuk bekerjasama dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, berdasarkan keluhuran martabat manusia dan kelestarian lingkungan.

Atas dasar semangat tersebut, STIT Maskumambang menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan mewujudkan memelihara kesatuan tiga aspek pendidikan, yaitu Aspek Afektif, Aspek Kognitif, dan Aspek Psikomotorik. Di dalam komunitas akademik, STIT Maskumambang menjalankan pendidikan dan pembelajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh etika akademik. Dengan demikian sebagai komunitas akademik dan sekaligus komunitas etik, STIT Maskumambang harus dilandasi kebebasan akademik dan otonomi keilmuan.

X